Senin, 06 Januari 2014

Dampak yang ditimbulkan oleh GAKY ini sangatlah banyak, diantaranya kretinisme. Diperkirakan sebesar 75 anak kretin setiap 1.000 anak didaerah endemik lahir dengan kretin dan tiap tahunnya 9.000 lahir anak kretin baru. Sehingga pemerintah mengambil langkah untuk mengatasi hal tersebut dengan menggalakkan Rancangan Aksi Nasional GAKY (RAN GAKY) tahun 2005. Namun program RAN GAKY ini cenderung hanya “no action talk only”, sehingga kasus GAKY sampai sekarang masih banyak ditemui di masyarakat. Memang komponen RAN GAKY ini sangat bagus oleh karena menyangkut pemberdayaan dan peningkatan sosial ekonomi pegaram dengan begitu supply untuk garam terjaga. Namun kenyataan yang terjadi adalah, meskipun status suatu daerah kaya akan supply garamnya namun belum menjamin bahwa masalah GAKY di daerah tersebut tidak ada. Sehingga percepatan pemasokan garam beryodium dan pemantauan kualitas garam beryodium untuk dikonsumsi juga menjadi komponen dalam RAN GAKY tersebut.
Sekarang ini program penanggulangan GAKY oleh pemerintah sejak era otonomi telah diserahkan ke masing-masing daerah. Asalkan program tersebut tidak hanya menyangkut kuratif, dan rehabilitatif tetapi juga harus mengandung unsur pomotif dan preventif. Beberapa program yang dijadikan acuan adalah program Iodisasi garam (semua garam harus memenuhi 30 ppm kalium yodat), KIE (melalui advokasi, penyuluhan, kampanye, dan memberikan pendidikan), Surveilans GAKY, dan pencapaian 8 dari 10 indikator penanggulangan GAKY berkelanjutan. Ada beberapa indikator dalam menilai masalah GAKY di masyarakat yakni dengan melihat cakupan garam, kadar yodium dalam urin (UIE), dan TGR (total goiter rate).

lebih lengkap silahkan download disini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar