Dampak yang ditimbulkan oleh GAKY ini
sangatlah banyak, diantaranya kretinisme. Diperkirakan sebesar 75 anak
kretin setiap 1.000 anak didaerah endemik lahir dengan kretin dan tiap
tahunnya 9.000 lahir anak kretin baru. Sehingga pemerintah mengambil
langkah untuk mengatasi hal tersebut dengan menggalakkan Rancangan Aksi
Nasional GAKY (RAN GAKY) tahun 2005. Namun program RAN GAKY ini
cenderung hanya “no action talk only”, sehingga kasus GAKY sampai
sekarang masih banyak ditemui di masyarakat. Memang komponen RAN GAKY
ini sangat bagus oleh karena menyangkut pemberdayaan dan peningkatan
sosial ekonomi pegaram dengan begitu supply untuk garam terjaga. Namun
kenyataan yang terjadi adalah, meskipun status suatu daerah kaya akan
supply garamnya namun belum menjamin bahwa masalah GAKY di daerah
tersebut tidak ada. Sehingga percepatan pemasokan garam beryodium dan
pemantauan kualitas garam beryodium untuk dikonsumsi juga menjadi
komponen dalam RAN GAKY tersebut.
Sekarang ini program penanggulangan GAKY
oleh pemerintah sejak era otonomi telah diserahkan ke masing-masing
daerah. Asalkan program tersebut tidak hanya menyangkut kuratif, dan
rehabilitatif tetapi juga harus mengandung unsur pomotif dan preventif.
Beberapa program yang dijadikan acuan adalah program Iodisasi garam
(semua garam harus memenuhi 30 ppm kalium yodat), KIE (melalui advokasi,
penyuluhan, kampanye, dan memberikan pendidikan), Surveilans GAKY, dan
pencapaian 8 dari 10 indikator penanggulangan GAKY berkelanjutan. Ada
beberapa indikator dalam menilai masalah GAKY di masyarakat yakni dengan
melihat cakupan garam, kadar yodium dalam urin (UIE), dan TGR (total goiter rate).
lebih lengkap silahkan download disini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar